A. Sistem dan Lingkungan
Sistem merupakan reaksi atau tempat yang
dijadikan pusat perhatian. Lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem.
Misal dalam segelas air, yang dinamakan sistem adalah air yang berada di dalam
gelas tersebut. Sementara itu, gelas dan udara di sekitarnya merupakan
lingkungan. Berdasarkan transformasi materi dan energi, sisem dibagi menjadi
tiga sebagai berikut.
1.
Sistem
terbuka, yaitu sistem yang di dalamnya dapat terjadi pertukaran materi dan
energi keluar dan masuk. Misal percobaan reaksi antara Zn dengan larutan HCl
dalam wadah terbuka. Gas H2 yang dihasilkan akan dapat berpindah ke
lingkungan udara dengan sangat mudah.
2.
Sistem
tertutup, yaitu, sistem yang didalamnya hanya dapat terjadi ppertukaran energi atau
materi satu arah. Misal air panas yang terdapat dalam gelas tertutup. Dalam
sistem tersebut, hanya energi panas dari dalam gelas yang bergerak ke
lingkungan, seperti gelas.
3.
Sistem
terisolasi, yaitu sistem yang di dalamnya tidak terjadi pertukaran materi dan
energi sama sekali. Misal air dalam termos.
B.
Reaksi
Eksoterm dan Endoterm
Energi
panas mengalami perpindahan melalui dua cara sebagai berikut.
1. Reaksi Eksoterm
Reaksi
eksoterm terjadi ketika kalor berpindah dari sistem ke lingkungan. Reaksi
eksoterm menghasilkan energi (melepas kalor), sehingga ∆H bertanda negatif
(∆H<0).
2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm terjadi ketika kalor
berpindah dari lingkungan ke sistem. Reaksi endoterm memerlukan energi
(menyerap kalor), sehingga ∆H bertanda positif (∆H>0).
B. Perubahan
Entalpi
Entalpi
(H) adalah energi yang terkandung di dalam suatu zat. Reaksi kimia selalu
disertai perubahan entalpi (∆H).
Catatan
penting mengenai ∆H sebagai berikut.
1. Pada
reaksi kimia yang dilengkapi harga ∆H, koefisien reaksi selalu menyatakan
jumlah mol.
2. Harga
∆H tergantung pada jumlah zat.
3. Jika
reaksi dibalik, maka tanda ∆H juga harus dibalik.
4. Jika
reaksi dikali x, maka harga ∆H juga harus dikali x.
5. Harga
∆H tidak bergantung pada jumlah tahap reaksi.
6. ∆H
selalu dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
7. Semakin
tinggi suhu maka semakin besar perubahan entalpinya.
Perubahan entalpi standar (∆Ho) adalah perubahan
entalpi yang diukur pada suhu 25 oC dan tekanan 1 atm. Berdasarkan
jenis reaksinya, perubahan entalpi dibagi menjadi beberapa macam sebagai
berikut.
1. Perubahan
entalpi pembentukan standar (∆Hof) adalah perubahan
entalpi yang diperlukan atau dilepaskan pada pembentukan 1 mol senyawa dari
unsur-unsurnya pada suhu dan keadaan standar.
2. Perubahan
entalpi penguraian standar (∆Hod) adalah perubahan
entalpi yang diperlukan atau dilepaskan pada penguraian 1 mol senyawa menjadi
unsur-unsurnya pada keadaan standar.
3. Perubahan
entalpi pembakaran standar (∆Hoc) adalah perubahan
entalpi yang diperlukan dan dilepaskan pada pembakaran sempurna 1 mol zat
dengan gas O2 pada keadaan standar.
4. Perubahan
entalpi netralisasi standar (∆Hon) adalah perubahan
entalpi yang diperlukan atau dilepaskan untuk menetralkan 1 mol asam oleh basa
atau 1 mol basa oleh asam yang diukur pada keadaan standar.
5. Perubahan
entalpi penguapan standar (∆Hovap) adalah perubahan
entalpi yang diperlukan atau dilepaskan pada penguapan 1 mol zat dalam fase
cair menjadi fase gas pada keadaan standar.
6. Perubahan
entalpi peleburan standar (∆Hofus) adalah perubahan
entalpi yang diperlukan atau dilepaskan pada pencairan 1 mol zat fase padat
menjadi fase cair pada keadaan standar.
7. Perubahan
entalpi sublimasi standar (∆Hosub) adalah perubahan
entalpi yang diperlukan atau dilepaskan pada sublimasi 1 mol zat fase padat
menjadi fase gas pada keadaan standar.
8. Perubahan
entalpi pelarutan standar (∆Hosol) adalah perubahan
entalpi yang diperlukan atau dilepaskan ketika 1 mol zat melarut dalam suatu
pelarut pada keadaan standar.
C. Penentuan
Harga ∆H
Penentuan
harga ∆H dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut.
1. Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat untuk mengukur
jumlah kalor reaksi yang diserap ataupun dilepaskan pada suatu reaksi kimia.
q
= m . c . ∆T
q
= C . ∆T
∆H
= q
Keterangan:
q
= jumlah kalor (Joule)
m
= massa zat (g)
c
= kalor jenis (J g-1 oC-1)
∆T
= perubahan suhu (Takhir – Tawal) (oC)
C
= kapasitas kalor (J oC-1)
∆H
= perubahan entalpi
2. Data
Entalpi Pembentukan Standar (∆Hof)
Unsur-unsur mempunyai (∆Hof)
= nol. Harga ∆H suatu reaksi dapat ditentukan apabila ∆Hof
semua zat yang terlibat dalam reaksi diketahui. Rumusnya sebagai berikut.
∆H
= ∑∆Hof produk - ∑∆Hof reaktan
Atau
∆H
= ∑∆Hof kanan - ∑∆Hof kiri
3. Diagram
Tingkat Energi (Hukum Hess)
Hukum
Hess digunakan untuk menghitung ∆H suatu reaksi berdasarkan beberapa ∆H dari
reaksi-reaksi lain yang sudah diketahui.
∆H
= ∆H1 + ∆H2 + ∆H3
4. Energi
Ikatan
Energi ikatan adalah energi yang
diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol suatu senyawa berwujud gas
pada keadaan standar menjadi atom-atom penyusunnya. Atom-atom yang terlibat
dalam penentuan ∆H melalui energi ikatan ini harus berwujud gas. Energi ikatan
dibagi menjadi tiga sebagai berikut.
a) Energi
atomisasi
Energi atomisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan
semua ikatan dalam 1 mol molekul menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas.
b) Energi
disosiasi ikatan
Energi disosiasi ikatan adalah energi yang dibutuhkan
untuk memutuskan salah satu ikatan yang terdapat pada suatu molekul atau
senyawa dalam keadaan gas.
c) Energi
ikatan rata-rata (D)
Energi ikatan rata-rata (D) adalah energi rata-rata yang
dibutuhkan untuk memutuskan 1 mol ikatan suatu senyawa menjadi atom-atomnya
dalam keadaan gas. Perumusannya sebagai berikut.
∆H = ∑Epemutusan reaktan - ∑Epenggabungan
produk
Atau
∆H = ∑Dkiri - ∑Dkanan
No comments:
Post a Comment