Rhodamin B merupakan zat pewarna sintetis yang berbentuk kristal hijau atau serbuk ungu kemerahan. Dalam struktur molekul senyawa rhodamin B terdapat ikatan dengan klorin (-Cl). Adanya ikatan tersebut mengakibatkan rhodamin B berbahaya jika dikonsumsi. Hal ini dikarenakan klorin merupakan senyawa anorganik yang sangat reaktif, toksik, dan bersifat karsinogenik (memicu kanker). Nama lain rhodamin B yaitu acid butirat pink B, ADC rhodamin B, brilliant pink B, calcozin rhodamin BXP, certiqual rhodamin, elcozine rhodamin B, geranium lake N, hexacol rhodamin B extra, rheonin B, symulex magenta, dan tetraetil rhodamin.
Penggunaan Rhodamin B pada makanan sudah dilarang sejak tahun 1885 melalui Permenkes No. 239/ Menkes/ Per/ V/ 85. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah memasukkan senyawa ini dalam daftar pewarna yang tidak boleh digunakan untuk makanan dan kosmetik. Rhodamin B digunakan untuk uji di laboratorium (histologi) serta mewarnai bahan-bahan, seperti tekstil, kertas, dan plastik karena warna yang dihasilkan senyawa tersebut bersifat kuat. Selain itu, senyawa tersebut juga mudah melarut dalam berbagai jenis cairan (air, alkohol, HCl, dan NaOH). Namun, kelebihan sifat tersebut disalahgunakan oleh beberapa produsen makanan dan kosmetik. Rhodamin B digunakan untuk mewarnai makanan dan kosmetik ilegal dengan alasan warna yang dihasilkan lebih menarik meskipun produsen telah mengetahui bahaya pewarna rhodamin B. Beberapa makanan yang seringkali masih diberi tambahan rhodamin B oleh produsen nakal di antaranya kerupuk, saos, sirup, makanan dan minuman ringan, terasi, kembang gula, sosis, makaroni goreng, cendol, jipang, manisan, serta ikan asap.
Sumber: dari sini
Dampak berbahaya dari rhodamin B dalam jangka pendek berupa mual, muntah, sakit perut, air seni berwarna merah atau merah muda, dan tekanan darah rendah. Sementara itu, bahaya jangka muncul setelah konsumsi secara terus menerus atau berulang-ulang. Rhodamin B akan terakumulasi dalam tubuh. Beberapa dampak berbahaya rhodamin B dalam jangka panjang meliputi iritasi saluran cerna, iritasi kulit, iritasi mata, keracunan, kanker, gangguan fungsi hati, dan iritasi pada saluran pernafasan jika terhirup. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dengan mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung rhodamin B sehingga dapat mencegah masuknya senyawa tersebut ke dalam tubuh. Berikut ciri-ciri makanan atau kosmetik yang kemungkinan mengandung rhodamin B, serta pengobatan apabila terpapar rhodamin B.
A. Ciri-ciri makanan atau kosmetik yang mengandung rhodamin B
Ciri-ciri makanan atau kosmetik yang kemungkinan mengandung rhodamin B sebagai berikut.
Warna makanan terlihat sangat cerah, serta berwarna merah terang atau mencolok sehingga tampak menarik. Apabila produk pangan dalam bentuk larutan atau minuman, warna merah akan berpendar. Sementara itu, pewarna alami biasanya lebih redup, kurang menarik, dan tidak stabil.
Warna tidak pudar akibat pemanasan (akibat digoreng atau direbus).
Tenggorokan terasa gatal setelah makan.
Memberikan kesan rasa pahit setelah mengonsumsi, terutama pada sirop atau limun.
Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.
Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misal pada kerupuk dan es puter).
Bau makanan tidak alami atau tidak sesuai dengan jenisnya.
Harga terlalu murah (tidak rasional).
Air seni kadang-kadang dapat menjadi berwarna kemerahan setelah mengonsumsi makanan.
Pada kosmetik, dapat menimbulkan iritasi (meskipun tidak setiap iritasi disebabkan oleh rhodamin B).
B. Pengobatan dari paparan rhodamin B
Apabila terjadi keracunan rhodamin B, pertolongan pertama yang dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Apabila terhirup, segera pindahkan korban dari lokasi kejadian, pasang masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernapasan buatan. Selanjutnya, segera hubungi dokter apabila perlu.
2. Apabila terkena kulit, segera lepaskan pakaian, perhiasan, dan sepatu penderita yang terkontaminasi rhodamin B. Cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai bersih selama kurang lebih 15 menit sampai 20 menit. Selanjutnya, segera hubungi dokter apabila perlu.
3. Apabila terkena mata, bilas dengan air mengalir atau larutan garam fisilogis. Usahakan mata dikedip-kedipkan sampai dipastikan sisa rhodamin B sudah tidak ada lagi atau sudah bersih. Selanjutnya, hubungi dokter apabila perlu.
4. Apabila tertelan dan terjadi muntah, letakkan posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah terjadinya muntahan masuk ke saluran pernapasan. Apabila korban tidak sadar, miringkan kepala ke samping atau ke satu sisi. Selanjutnya, segera hubungi dokter.
No comments:
Post a Comment