Thursday 30 May 2013

Reaksi Cahaya Kunang-Kunang





 Sumber: http://arief-just4fun.blogspot.com/2013/01/7-fakta-unik-kunang-kunang.html


Lampu merupakan sarana penting dalam kehidupan manusia. Dahulu, sebelum listrik masuk desa, masyarakat desa menggunakan lampu teplok yang berbahan bakar minyak tanah. Seiring perkembangan teknologi atas penemuanThomas Alfa Edison, lampu listrik mulai menyala di seluruh penjuru dunia. Dunia tidak lagi gelap pada malam hari.
Tidak kalah dengan penemuan manusia, Tuhan telah menciptakan makhluk hidup berlampu. Kunang-kunang adalah hewan kecil yang perutnya mampu mengeluarkan cahaya kerlip-kerlip. Cahaya yang dihasilkan pada tubuh kunang-kunang berasal dari reaksi kimia. Reaksi tersebut terjadi ketika oksigen bergabung dengan kalsium, Adenosin Trifosfat atau ATP (molekul yang mengangkut dan menyimpan energi pada organisme hidup termasuk tubuh manusia), pigmen yang disebut luciferin, dan enzim luciferase (enzim yang mengkatalisis reaksi). Cahaya yang dihasilkan kunang-kunang berupa cahaya dingin ( tidak banyak energi yang diubah menjadi panas ), tidak seperti seberkas cahaya bohlam yang menghasilkan panas. Kunang-kunang menggunakan seratus persen energi yang dibutuhkan untuk membuat cahaya. Desain sempurna tersebut mengakibatkan cahaya kunang-kunang tidak terasa panas. Sementara itu, sinar bohlam lampu berasal dari filamen yang dialiri arus listrik. Oleh karena arus yang mengalir melebihi kekuatan filamen, filamen tersebut akan terbakar. Pada bohlam lampu, sembilan puluh persen energi listrik diubah menjadi energi panas dan sepuluh persen diubah yang menjadi energi cahaya.
Cahaya kunang-kunang juga dihasilkan karena adanya oksigen. Ketika jumlah oksigen ditambahkan pada zat kimia yang digunakan pada proses produksi cahaya, cahaya akan tercipta. Jika oksigen tidak tersedia, lampu akan menjadi padam. Seperti diketahui, kunang-kunang merupakan serangga yang tidak mempunyai paru-paru. Kunang-kunang mengangkut oksigen dari luar tubuhnya menuju sel interior melalui serangkaian tabung-tabung kecil yang rumit dan dikenal sebagai trakea. Para ilmuwan sangat heran karena beberapa spesies kunang-kunang dapat menghasilkan cahaya dengan cepat sementara telah diketahui bahwa kecepatan otot-otot yang mengangkut kendali oksigen bekerja dengan kecepatan relatif lambat. Akhirnya diketahui bahwa gas nitrat oksida berperan penting dalam kontrol cahaya. Apabila cahaya kunang-kunang padam, artinya tidak ada nitrat oksida yang diproduksi.  Oksigen yang telah masuk ke dalam organ akan terikat pada permukaan penghasil energi sel organel yang dinamakan mitokondria. Oksigen yang telah terikat tersebut kemungkinan kecil melanjutkan perjalanannya menuju organ cahaya kunang-kunang. Adanya nitrat oksida yang terikat pada mitokondria memungkinkan oksigen mengalir ke organ cahaya. Nitrat oksida akan melakukan penggabungan dengan bahan kimia lainnya yang dibutuhkan untuk reaksi menciptakan cahaya. Oleh karena nitrat oksida sangat cepat rusak, segera setelah bahan kimia tersebut tidak diproduksi lagi, molekul oksigen akan terjebak kembali oleh mitokondria. Pada keadaan demikian, cahaya tidak dapat diproduksi.
Cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang digunakan untuk berkomunikasi antarsesama kunang-kunang. Kunang-kunang jantan menyalakan dan memadamkan cahayanya untuk mengirim pesan kepada kunang-kunang betina. Pesan tersebut berisi kode-kode tertentu. Selanjutnya, kunang-kunang betina menggunakan kode yang sama untuk mengirim pesan balasan kepada kunang-kunang jantan. Pesan timbal balik tersebut akan mendekatkan keduanya.


1 comment:

  1. Luar biasa dan sangat menarik, tulisan ini sangat membantu dalam proses penulisan puisi saya, ya saya sedang tertarik menulis sebuah karya sastra berjudul "Puisi Kunang-Kunang"

    Terimakasih mbak Anis Dyah

    ReplyDelete