Sumber: http://www.entitashukum.com/bahaya-mie-instan-bagi-tubuh-anda/
Mi instan tentu merupakan makanan yang sangat familiar bagi semua kalangan
masyarakat. Cara penyajian yang praktis, harga yang terjangkau, dan rasa yang
lezat tentu saja membuat sebagian besar orang menjadi hobi mengonsumsi mi
instan. Namun, bagi Anda yang hobi mengonsumsi mi instan atau bahkan
menjadikannya makanan sehari-hari sebagai pengganti nasi perlu berhati-hati dan
mulai mengurangi kebiasaan Anda. Mi instan yang berhasil mencuri selera
sebagian besar orang tersebut ternyata dapat menjadi racun yang mematikan
secara perlahan-lahan. Berikut kandungan dan bahaya mi instan apabila
dikonsumsi secara berlebihan dengan tingkat frekuensi tinggi.
a. Zat lilin
Mi instan
berbeda dengan mi basah. Mi instan bersifat kering dan tidak lengket satu
dengan lainnya. Hal ini karena mi instan mengandung zat lilin. Zat lilin yang
masuk ke dalam tubuh akan sulit dicerna, paling tidak membutuhkan waktu hingga
3 hari. Akibatnya, kesehatan pencernaan akan mengalami gangguan. Apabila
konsumsi dilakukan secara terus-menerus, zat lilin akan menumpuk di dalam tubuh
sehingga berakibat terbentuknya sel-sel kanker. Pengonsumsi mi instan yang
berlebihan dapat terkena kanker hati, kanker usus, leukemia, rusaknya sel otak,
terjadi stroke, atau kelumpuhan.
b. Natrium
berlebih
Mi instan
juga mengandung natrium yang berlebihan. Natrium sangat berbahaya bagi
penderita mag karena dapat menetralkan asam lambung. Lambung akan mensekresi
asam yang lebih banyak agar dapat mencerna makanan. Akibatnya, asam lambung
akan naik sehingga terjadi iritasi dinding lambung. Kandungan natrium yang
tinggi juga membahayakan bagi penderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
Natrium dalam mi instan ini dapat meningkatkan tekanan darah sebagaimana
natrium dalam garam dapur (NaCl).
c. MSG, HVP,
dan Yeast extract
Rasa gurih
atau umami yang terdapat pada bumbu mi instan berasal dari MSG atau vetsin.
Apabila dikonsumsi melebihi batas, MSG diduga dapat mengakibatkan penyakit
sindrom restoran Cina. Selain MSG, bahan pembuat rasa gurih yang lainnya berupa
HVP (Hidrolized Vegetable Protein)
dan Yeast Extract. HVP merupakan
jenis protein yang dihidrolisis dengan asam klorida atau enzim. Sumber enzim
dapat berupa hewan, tumbuhan, atau mikroorganisme. Apabila sumber enzim tidak
sehat dapat berakibat tidak sehat pula HVP yang diproduksi. Sementara itu, yeast extract yang berbahaya jika
digunakan pada pelengkap mi instan adalah yeast
extract yang berasal dari asam amino hewan.
d. Flavour
Flavour
merupakan bahan penambah rasa mi instan yang tersedia dengan berbagai macam
rasa. Misal rasa soto ayam, kari ayam, baso, dan ayam bawang. Jika flavour
berasal dari hewan, maka hewan yang digunakan harus hewan sehat. Begitu pula
dengan cara penyembelihannya juga harus tepat.
Beberapa tips mengonsumsi mi instan dengan
resiko yang lebih kecil sebagai berikut.
1. Merebus mi instan dilakukan dua
kali dengan diaduk-aduk, pada perebusan pertama air rebusan sebaiknya dibuang
karena zat lilin sebagian telah larut dalam air rebusan.
2. Masak kembali mi instan dengan air
mendidih yang baru hingga mi matang dan siap diberi bumbu.
3. Jika menginginkan mi diberi kuah, dapat pula menggunakan air panas lain
yang berasal dari termos dan tidak tercampur mi saat merebusnya.
4. Tidak memasak mi bersamaan dengan bumbunya karena jika MSG dimasak di
atas suhu 120 0C akan berubah sifat menjadi karsinogenik
(mengakibatkan kanker). Bumbu sebaiknya ditaburkan setelah mi matang atau bumbu
ditaruh di mangkuk sajian.
4. Mengonsumsi mi dengan jarak paling
tidak 3 hari sekali dengan metode memasak yang tepat. Tubuh memerlukan waktu 3
hari untuk menetralkan zat tambahan dalam mi instan.
5. Menambahkan sayuran, telur, atau bahan makanan lain yang dapat
meningkatkan kadar gizi dari mi instan.
6. Memilih mi instan dengan hati-hati. Meskipun di pasaran terdapat mi
instan berwarna hijau yang terbuat dari bahan alami, namun perlu diwaspadai
pewarna hijau tersebut merupakan pewarna alami atau buatan.
No comments:
Post a Comment