Sumber: dari sini
Anak ibarat kertas putih yang dapat diisi tulisan apa saja sesuai keinginan orang tua. Apabila diisi tulisan rapi dan bermakna maka kertas akan dicari dan dibaca oleh banyak orang. Sebaliknya, jika dibiarkan bahkah dinodai dengan tumpahan kopi atau teh, kertas hanya akan berakhir di tempat sampah. Demikian pula anak kita terutama yang masih balita. Mereka sangat membutuhkan peran orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Dari segi pendidikan misalnya, peran orang tua akan sangat nampak pada perilaku, tingkat kecerdasan, serta pemahaman anak. Orang tua yang kurang peduli dengan perkembangan kemampuan kognitif dan afektif anak seringkali beralasan karena banyaknya kesibukan dan pekerjaan. Padahal, memberikan pendidikan kepada anak yang terpenting bukan hanya dari segi kuantitas, melainkan kualitas. Waktu yang sangat singkat sehabis magrib misalnya sudah dapat memberikan manfaat yang lebih bagi anak asalkan kegiatan pembelajaran tersebut efektif.
Salah satu pembelajaran
menarik yang dapat disampaikan orang tua kepada anak meskipun anak masih balita
yaitu pembelajaran sains. Ada 7 trik yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk
memberikan pembelajaran sains kepada anak sejak usia dini sebagai berikut.
1. Mengajak anak mengamati benda-benda di sekitar
Meskipun dalam keadaan lelah setelah pulang bekerja, kita sebaiknya
tidak lantas membiarkan anak bermain dan belajar sendirian padahal sudah
menunggu kehadiran orang tua untuk diajak berkomunikasi. Kelelahan tidak
seharusnya memudarkan daya kreativitas orang tua. Kita dapat mengajak anak
mengobrol dan tanpa disadari beberapa ilmu diselipkan dalam obrolan tersebut.
Misalnya, di rumah terdapat akuarium yang berisi beberapa jenis ikan. Kita
dapat mengajak anak yang mungkin sedang sibuk menonton televisi untuk mendekati
akuarium dan mulai memberikan sentuhan pelajaran sains. Pertanyaan sederhana
dapat dilontarkan sambil selanjutnya orang tua memberikan jawaban yang menarik
perhatian anak. Contoh, orang tua menanyakan “Kenapa ikan selalu membuka dan
menutup mulutnya pada setiap kesempatan? Apakah saat itu ikan sedang makan?”
Setelah anak bingung atau bertanya balik, orang tua lantas memberikan jawaban
yang akan membuat perhatian anak menjadi teralih sepenuhnya dari acara
televisi. Selain memberikan pertanyaan, orang tua juga dapat meminta anak
bertanya dan bercerita mengenai apa saja yang telah atau belum diketahuinya.
2. Memperkaya referensi sains dengan membaca artikel
internet, buku, atau media lainnya
Menjadi
orang tua harus pintar dan tidak boleh bersikap pasif. Orang tua juga harus
selalu belajar untuk menghadapi pertanyaan anak-anak. Seorang anak tumbuh dari
kepolosan. Berbagai hal yang ditemui dan belum dipahami, tentu akan ditanyakan
secara langsung kepada orang tua atau orang yang lebih dewasa. Pertanyaan
tersebut tentu juga berkisar mengenai lingkungan atau sains di sekitarnya. Oleh
karena itu, orang tua harus beberapa tingkat lebih paham daripada anak. Artikel
internet, buku referensi, atau majalah dapat dijadikan bahan bacaan orang tua
untuk menjawab pertanyaan anak yang dapat muncul kapan saja.
3. Mengulang semua pembelajaran yang telah diberikan pada
setiap kesempatan
Ada baiknya,
semua yang telah diajarkan diulangi pada setiap kali kesempatan. Adanya
pengulangan akan menyegarkan kembali ingatan anak. Bahkan, suatu kali tanpa
diduga anak dapat saja memberikan kejutan kepada orang lain melalui
celotehannya saat menemui hal yang sama. Orang tua patut berbangga hati jika
menemui produk didikannya selangkah lebih maju daripada anak lain.
4. Mengajak anak melakukan praktek secara langsung
Kegiatan
berpraktek secara langsung sangat baik untuk menunjang daya ingat anak. Misal
saat seorang ibu membuat kue, ibu dapat mengajak anaknya ikut terjun ke dapur
untuk membuat adonan kue. Di sela-sela kegiatan, ibu dapat menanyakan
pertanyaan, “Mengapa kue setelah matang menjadi mengembang? Mengapa kue
warnanya menjadi lebih cokelat daripada adonan kue?”. Pertanyaan ini tentu akan
mengundang anak untuk berpikir dan membuat argumen sederhana sendiri. Ibu dapat
memberikan jawaban yang paling sederhana tanpa meninggalkan unsur sains
sehingga anak dapat memahami alasan-alasan peristiwa tersebut.
5. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang
pemahaman terhadap sains
Ketersediaan
sarana pembelajaran sains sangat penting selain hanya ketersediaan mainan saja.
Sarana sains tidak perlu mahal. Contoh yang sederhana dan terjangkau seperti
plastisin yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam benda dengan berbagai
bentuk dan warna. Misal bentuk buah-buahan dengan berbagai warna.
Sumber:
http://goo.gl/3WlpF
6. Mengajak anak mengunjungi tempat-tempat yang mengajarkan
sains jika ada kesempatan libur
Adakalanya masa libur atau cuti kerja dapat
dimanfaatkan untuk mengunjungi tempat-tempat yang dapat mengajarkan sains kepada
anak tanpa perlu biaya mahal. Misal mengunjungi taman kota yang dipenuhi
tanaman bunga. Orang tua dapat mengenalkan berbagai jenis bunga yang ditanam di
taman kota.
7. Memiliki target pemahaman anak tanpa harus memaksakan
kemampuannya
Orang tua sebaiknya memiliki target mengenai pemahaman
anak saat usia tertentu. Misal ketika anaknya usia 3 tahun, orang tua dapat
menargetkan anaknya telah memahami berbagai nama hewan, jenis makanan, dan
jumlah kakinya. Target tersebut akan terus berkembang seiring perkembangan usia
anak.
No comments:
Post a Comment