Wednesday, 29 May 2013

Belajar Sains Sejak Balita





 Sumber: dari sini
Anak ibarat kertas putih yang dapat diisi tulisan apa saja sesuai keinginan orang tua. Apabila diisi tulisan rapi dan bermakna maka kertas akan dicari dan dibaca oleh banyak orang. Sebaliknya, jika dibiarkan bahkah dinodai dengan tumpahan kopi atau teh, kertas hanya akan berakhir di tempat sampah. Demikian pula anak kita terutama yang masih balita. Mereka sangat membutuhkan peran orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Dari segi pendidikan misalnya, peran orang tua akan sangat nampak pada perilaku, tingkat kecerdasan, serta pemahaman anak. Orang tua yang kurang peduli dengan perkembangan kemampuan kognitif dan afektif anak seringkali beralasan karena banyaknya kesibukan dan pekerjaan. Padahal, memberikan pendidikan kepada anak yang terpenting bukan hanya dari segi kuantitas, melainkan kualitas. Waktu yang sangat singkat sehabis magrib misalnya sudah dapat memberikan manfaat yang lebih bagi anak asalkan kegiatan pembelajaran tersebut efektif.
Salah satu pembelajaran menarik yang dapat disampaikan orang tua kepada anak meskipun anak masih balita yaitu pembelajaran sains. Ada 7 trik yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk memberikan pembelajaran sains kepada anak sejak usia dini sebagai berikut.
1.    Mengajak anak mengamati benda-benda di sekitar
Meskipun dalam keadaan lelah setelah pulang bekerja, kita sebaiknya tidak lantas membiarkan anak bermain dan belajar sendirian padahal sudah menunggu kehadiran orang tua untuk diajak berkomunikasi. Kelelahan tidak seharusnya memudarkan daya kreativitas orang tua. Kita dapat mengajak anak mengobrol dan tanpa disadari beberapa ilmu diselipkan dalam obrolan tersebut. Misalnya, di rumah terdapat akuarium yang berisi beberapa jenis ikan. Kita dapat mengajak anak yang mungkin sedang sibuk menonton televisi untuk mendekati akuarium dan mulai memberikan sentuhan pelajaran sains. Pertanyaan sederhana dapat dilontarkan sambil selanjutnya orang tua memberikan jawaban yang menarik perhatian anak. Contoh, orang tua menanyakan “Kenapa ikan selalu membuka dan menutup mulutnya pada setiap kesempatan? Apakah saat itu ikan sedang makan?” Setelah anak bingung atau bertanya balik, orang tua lantas memberikan jawaban yang akan membuat perhatian anak menjadi teralih sepenuhnya dari acara televisi. Selain memberikan pertanyaan, orang tua juga dapat meminta anak bertanya dan bercerita mengenai apa saja yang telah atau belum diketahuinya.
2.    Memperkaya referensi sains dengan membaca artikel internet, buku, atau media lainnya
     Menjadi orang tua harus pintar dan tidak boleh bersikap pasif. Orang tua juga harus selalu belajar untuk menghadapi pertanyaan anak-anak. Seorang anak tumbuh dari kepolosan. Berbagai hal yang ditemui dan belum dipahami, tentu akan ditanyakan secara langsung kepada orang tua atau orang yang lebih dewasa. Pertanyaan tersebut tentu juga berkisar mengenai lingkungan atau sains di sekitarnya. Oleh karena itu, orang tua harus beberapa tingkat lebih paham daripada anak. Artikel internet, buku referensi, atau majalah dapat dijadikan bahan bacaan orang tua untuk menjawab pertanyaan anak yang dapat muncul kapan saja.
3.    Mengulang semua pembelajaran yang telah diberikan pada setiap kesempatan
     Ada baiknya, semua yang telah diajarkan diulangi pada setiap kali kesempatan. Adanya pengulangan akan menyegarkan kembali ingatan anak. Bahkan, suatu kali tanpa diduga anak dapat saja memberikan kejutan kepada orang lain melalui celotehannya saat menemui hal yang sama. Orang tua patut berbangga hati jika menemui produk didikannya selangkah lebih maju daripada anak lain.
4.    Mengajak anak melakukan praktek secara langsung
     Kegiatan berpraktek secara langsung sangat baik untuk menunjang daya ingat anak. Misal saat seorang ibu membuat kue, ibu dapat mengajak anaknya ikut terjun ke dapur untuk membuat adonan kue. Di sela-sela kegiatan, ibu dapat menanyakan pertanyaan, “Mengapa kue setelah matang menjadi mengembang? Mengapa kue warnanya menjadi lebih cokelat daripada adonan kue?”. Pertanyaan ini tentu akan mengundang anak untuk berpikir dan membuat argumen sederhana sendiri. Ibu dapat memberikan jawaban yang paling sederhana tanpa meninggalkan unsur sains sehingga anak dapat memahami alasan-alasan peristiwa tersebut.
5.    Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang pemahaman terhadap sains
     Ketersediaan sarana pembelajaran sains sangat penting selain hanya ketersediaan mainan saja. Sarana sains tidak perlu mahal. Contoh yang sederhana dan terjangkau seperti plastisin yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam benda dengan berbagai bentuk dan warna. Misal bentuk buah-buahan dengan berbagai warna.
    

      Sumber: http://goo.gl/3WlpF
6.    Mengajak anak mengunjungi tempat-tempat yang mengajarkan sains jika ada kesempatan libur
Adakalanya masa libur atau cuti kerja dapat dimanfaatkan untuk mengunjungi tempat-tempat yang dapat mengajarkan sains kepada anak tanpa perlu biaya mahal. Misal mengunjungi taman kota yang dipenuhi tanaman bunga. Orang tua dapat mengenalkan berbagai jenis bunga yang ditanam di taman kota.
7.    Memiliki target pemahaman anak tanpa harus memaksakan kemampuannya
Orang tua sebaiknya memiliki target mengenai pemahaman anak saat usia tertentu. Misal ketika anaknya usia 3 tahun, orang tua dapat menargetkan anaknya telah memahami berbagai nama hewan, jenis makanan, dan jumlah kakinya. Target tersebut akan terus berkembang seiring perkembangan usia anak.

No comments:

Post a Comment