A. Larutan Penyangga (Buffer)
Larutan penyangga adalah larutan yang mampu mempertahankan pH-nya
meskipun ke dalamnya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau sedikit air
(diencerkan).
Rumus-rumus larutan penyangga sebagai berikut.
a. Larutan penyangga bersifat asam (campuran asam lemah dan basa
konjugasinya atau garam dari asam lemahnya)
[H+]
= Ka x [A]
n x [G]
Keterangan:
[A] = konsentrasi asam lemah
[G] = konsentrasi garam (basa konjugasi)
Ka = konstanta asam
n = valensi garam
Contoh campuran CH3COOH dengan CH3COONa.
b. Larutan penyangga bersifat basa (campuran basa lemah dan asam
konjugasinya atau garam dari basa lemahnya)
[OH-]
= Kb x [B]
n x [G]
Keterangan:
[B] = konsentrasi basa lemah
[G] = konsentrasi garam (asam konjugasi)
Kb = konstanta basa
n = valensi garam
Contoh campuran antara NH4OH dan NH4Cl.
B. Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi penguraian garam yang mempunyai ion-ion
dari asam lemah dan basa lemah dalam air. Ion yang dihasilkan berupa H+
dan OH-
sehingga larutan garam tersebut mungkin bersifat asam atau basa.
Berdasarkan penyusunnya, garam dibedakan menjadi 4 sebagai berikut.
a. Garam dari asam kuat dan basa kuat
Garam dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis sehingga
bersifat netral, pH = 7. Contoh NaCl yang berasal dari basa kuat NaOH dan asam
kuat HCl.
b. Garam dari asam kuat dan basa lemah
Garam dari asam kuat dan basa lemah akan terhidrolisis sebagian,
bersifat asam, dan pH<7.
[H+] = (Kw/Kb)1/2. M
Contoh NH4Cl yang berasal dari basa lemah NH4OH
dan asam kuat HCl.
c. Garam dari asam lemah dan basa kuat
Garam dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian,
bersifat basa, dan pH>7.
[OH-] = (Kw/Ka)1/2. M
Contoh CH3COONa yang berasal dari asam lemah CH3COOH
dan basa kuat NaOH.
d. Garam dari asam lemah dan basa lemah
Garam dari asam lemah dan basa lemah akan terhidrolisis sempurna dan
pH bervariasi tergantung harga Ka dan Kb.
[H+] = {(Kw . Ka)/Kb}1/2
Contoh CH3COONH4 yang berasal dari asam lemah
CH3COOH dan basa lemah NH4OH.
Secara ringkas, ph campuran asam dan basa dapat ditentukan dengan
cara berikut.
a. Jika tidak ada sisa maka digunakan rumus pH garam.
b. Jika terdapat sisa yang lemah maka digunakan rumus pH penyangga.
c. Jika terdapat sisa yang kuat maka digunakan
rumus pH sisa yang kuat (diionkan).
mantap sekali...sangat membantu buat adik-adik kita di SMA, Kami tunggu postingan selanjutnya
ReplyDeleteTerima kasih...salam kenal, mari belajar bersama...
ReplyDeleteMakasihh sangan membantu
ReplyDeleteMantap kunjungi juga
ReplyDeleteblog saya
https://bidangkimia.blogspot.com