A. Pengelompokan
Unsur-Unsur
Pengelompokan
unsur-unsur mengalami perkembangan bersamaan ditemukannya unsur-unsur
baru. Perkembangan pengelompokan ini dimulai dari yang paling sederhana hingga
modern.
1. Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier
2.
Hukum
Triade Dobereiner
Contoh:
triade unsur S Se Te, Ar: S = 32, Se = 79, dan Te =
128
Ar
unsur yang di tengah yaitu Ar Se =
=
= 80
Daftar
beberapa triade Dobereiner sebagai berikut.
Pengelompokan
ini memiliki kelemahan berupa terdapatnya kemiripan sifat lebih dari tiga unsur
dalam satu kelompok.
3.
Hukum Oktaf Newlands
Hukum Oktaf Newlands
Pada tahun 1864, John Alexander Reina Newlands
mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif yng dikenal
dengan hukum Oktaf. Unsur-unsur yang berselisih satu oktaf, misal unsur pertama
(unsur H) dengan unsur ke delapan (unsur F) memiliki kemiripan sifat dan
keteraturan perubahan sifat unsur. Pada saat itu, unsur-unsur gas mulia belum
ditemukan. Pengelompokan unsur menurut hukum oktaf Newlands ditunjukkan pada tabel
berikut.
Unsur-unsur yang sifatnya tidak mirip akan ditemukan
setelah unsur ke delapan belas dan seterusnya. Misal unsur Cr tidak mirip
dengan unsur Al, unsur Mn tidak mirip dengan unsur P, unsur Fe tidak mirip
dengan unsur S, dan seterusnya. Jadi, pengelompokan ini hanya sesuai untuk
unsur-unsur dengan harga massa atom relatif (Ar) rendah.
4.
Sistem
Periodik Bentuk Pendek
Sementara itu, Lothar Meyer mengemukakan penyusunan
sistem periodik unsur berdasarkan sifat fisika, yaitu massa jenis atau volume
atom. Meyer memperkenalkan hukum berkala unsur yang melibatkan sifat-sifat
unsur yang dikenal sebagai volume atom, yaitu massa atom unsur dibagi dengan
rapatannya. Berikut grafik yang menghubungkan massa atom dan volume atomnya
menurut Lothar Meyer.
5.
Sistem
Periodik Unsur Modern
Dalam sistem periodik bentuk panjang terdiri atas
lajur vertikal yang dinamakan golongan dan lajur horizontal yang dinamakan
periode. Golongan disusun menurut kemiripan sifat (elektron valensi sama),
sedangkan periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom (jumlah kulit atom
sama).
a.
Golongan
Golongan ditulis dengan angka Romawi. Pada sistem
periodik unsur modern terdapat golongan utama dan golongan transisi.
1)
Golongan
utama (golongan A)
Golongan utama meliputi delapan golongan berikut.
Golongan IA (alkali): H, Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr.
Golongan IIA (alkali tanah): Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra.
Golongan IIIA (aluminium): B, Al, Ga, In, dan Tl.
Golongan IVA (karbon): C, Si, Ge, Sn, dan Pb.
Golongan VA (nitrogen): N, P, As, Sb, dan Bi.
Golongan VIA (kalkogen): O, S, Se, Te, dan Po.
Golongan VIIA (halogen): F, Cl, Br, I, dan At.
Golongan VIIIA (gas mulia): He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn.
Golongan ditentukan oleh jumlah elektron valensi. Misal unsur Be
mempunyai nomor atom 4. Konfigurasi elektronnya 2.2. Jumlah elektron valensi 2,
sehingga termasuk golongan IIA.
2)
Golongan
transisi (golongan B)
Golongan transisi meliputi golongan transisi (golongan
B) dan golongan transisi dalam. Golongan transisi (golongan B) meliputi
golongan IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, dan IIB. Golongan transisi dalam
meliputi deret lantanida dan deret aktinida.
b.
Periode
Periode ditulis dengan angka Arab. Dalam sistem
periodik unsur modern terdapat 7 periode. Periode 1 terdiri atas 2 unsur,
periode 2 terdiri atas 8 unsur, periode 3 terdiri atas 8 unsur, periode 4
terdiri atas 18 unsur, periode 5 terdiri atas 18 unsur, periode 6 terdiri atas
32 unsur, dan periode 7 terdiri atas 32 unsur.
B.
Sifat Keperiodikan Unsur
Sifat keperiodikan unsur merupakan sifat-sifat yang
berubah secara beraturan sesuai kenaikan nomor atom unsur. Sifat-sifat
keperiodikan meliputi beberapa hal sebagai berikut.
1. Jari-jari
atom
Jari-jari
atom yaitu jarak dari inti atom hingga kulit terluar dan menunjukkan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran
jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antardua atom yang
berikatan sesamanya. Dalam satu golongan, jari-jari atom semakin ke atas
cenderung semakin kecil. Hal ini karena semakin ke atas kulit elektron semakin
kecil. Dalam satu periode, jari-jari atom semakin ke kanan cenderung semakin
kecil. Hal ini karena semakin ke kanan jumlah proton dan elektron semakin
banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elektron sama sehingga
tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
2. Energi
ionisasi
Energi
ionisasi yaitu energi
minimum yang
diperlukan atom netral
dalam wujud gas untuk melepaskan sebuah elektron terluar yang terikat paling lemah untuk membentuk ion positif. Semakin kecil energi ionisasi maka
atom semakin mudah melepaskan elektron. Harga energi ionisasi dipengaruhi oleh jari-jari atom
dan jumlah elektron valensi atau muatan inti. Semakin kecil jari-jari atom,
energi ionisasi akan semakin besar. Semakin besar muatan inti, energi ionisasi
cenderung semakin besar. Dalam satu golongan, dari bawah ke atas energi
ionisasi semakin besar. Dalam satu periode, energi ionisasi
dari kiri ke kanan semakin besar.
Harga energi ionisasi pertama beberapa unsur dapat dilihat pada tabel berikut.
3. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan atau elektronegativitas yaitu
kemampuan atom untuk menarik (menangkap) elektron. Harga keelektronegatifan bersifat
relatif, berupa harga perbandingan suatu atom terhadap atom lain. Dalam satu
golongan, dari bawah ke atas harga keelektronegatifan semakin besar. Dalam satu periode, harga keelektronegatifan dari
kiri ke kanan juga semakin besar. Harga keelektronegatifan dapat digunakan
untuk menentukan bilangan oksidasi unsur dalam suatu senyawa. Jika harga
keelektronegatifan besar, unsur cenderung menerima elektron dan membentuk
bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung
melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Harga
keelektronegatifan beberapa unsur dapat dilihat pada tabel berikut.
4. Sifat
Logam
Dalam satu
golongan dari bawah ke atas sifat logam semakin berkurang. Dalam satu periode dari
kiri ke kanan sifat logam semakin
berkurang.
5. Kereaktifan
Dalam satu golongan unsur-unsur
logam dari bawah ke atas semakin kurang
reaktif. Dalam satu
periode unsur-unsur logam dari kiri ke kanan semakin kurang reaktif.
Sebaliknya, dalam satu golongan unsur-unsur nonlogam dari bawah ke atas semakin reaktif. Dalam satu periode, unsur nonlogam
dari kiri ke kanan semakin reaktif.
6. Titik
Leleh dan Titik Didih
Dalam satu
golongan, unsur-unsur logam dari bawah ke atas mempunyai titik leleh
dan titik didih yang semakin tinggi. Dalam satu periode, unsur-unsur logam dari kiri ke kanan mempunyai titik
leleh dan titik didih yang semakin tinggi. Dalam satu golongan, unsur-unsur
nonlogam dari bawah ke
atas mempunyai titik
leleh dan titik didih semakin rendah. Dalam satu periode, dari kiri ke
kanan mempunyai titik leleh dan titik didih semakin rendah.
7. Afinitas
elektron
Afinitas
elektron yaitu besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas
ketika menerima sebuah elektron. Harga afinitas elektron sukar ditentukan
secara langsung. Semakin besar energi yang dibebaskan suatu atom, semakin mudah
atom-atom tersebut menangkap elektron. Dalam satu golongan, afinitas elektron dari
bawah ke atas semakin besar.
Dalam satu periode, afinitas elektron dari kiri ke kanan
semakin besar. Harga afinitas
elektron beberapa unsur ditunjukkan dalam tabel berikut.
No comments:
Post a Comment