Tuesday, 14 May 2013

Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit



Larutan adalah suatu campuran homogen dari dua zat atau lebih. Dalam larutan, terdapat zat yang berjumlah lebih sedikit dan disebut zat terlarut atau solut dan zat yang berjumlah lebih banyak dan disebut pelarut atau solvent. Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dapat dibedakan menjadi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Sifat daya hantar listrik zat elektrolit dalam pelarut air dikarenakan elektrolit dapat terurai menjadi ion-ion. Pergerakan ion-ion tersebut dalam larutan elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik. Pada larutan elektrolit, pembentukan ion-ion bebas dalam pelarut air terjadi karena gaya tarik menarik antara molekul-molekul air dengan partikel-partikel zat cukup kuat untuk memutuskan ikatan antarpartikel zat. Akibatnya,  partikel-partikel zat dapat lepas menjadi ion-ion bebas. Pada larutan nonelektrolit, gaya tarik-menarik antara molekul air dengan partikel zat tidak cukup kuat untuk memutuskan ikatan antarpartikel zat. Dengan demikian, partikel-partikel zat tidak dapat lepas menjadi ion-ion bebas.
Perbedaan antara larutan elektrolit dan nonelektrolit ditunjukkan dalam tabel berikut.
No.
Larutan Elektrolit
Larutan Nonelektrolit
1.
Mengandung ion
Tidak mengandung ion
2.
Dapat menghantarkan arus listrik (konduktor)
Tidak dapat menghantarkan arus listrik (isolator)
3.
Mempunyai kutub (polar)
Tidak mempunyai kutub (nonpolar)
4.
Jika di uji dengan alat penguji elektrolit akan menghasilkan gelembung gas dan lampu menyala dengan terang
Jika diuji dengan alat penguji elektrolit tidak timbul gelembung gas dan lampu tidak menyala
5.
Zat terlarutnya dapat terionisasi
Zat terlarutnya tidak dapat terionisasi
6.
α=1 atau 0< α <1
α =0

Contoh larutan elektrolit yaitu H2SO4 (asam sulfat), NaCl (natrium klorida), KOH (kalium hidroksida), CH3COOH (cuka atau asam asetat), dan HCl (asam klorida). Contoh larutan nonelektrolit yaitu NH3 (amonia), CO(NH2)2  (urea), C12H22O11 (sukrosa), C2H5OH (etanol), dan CH3OH (metanol). Sifat daya hantar listrik zat yang larut dalam air dapat diketahui dengan dilakukan uji menggunakan alat uji elektrolit. Jika alat itu dicobakan pada air murni, lampu pada alat uji tidak akan menyala. Hal ini menunjukkan bahwa air murni tidak menghantarkan arus listrik. Akan tetapi jika ke dalam air murni dilarutkan garam dapur (NaCl), larutan yang terbentuk akan dapat menyalakan lampu alat uji elektrolit.

Sumber: http://goo.gl/UKDlG
Berdasarkan kuat lemahnya, larutan elektrolit dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat adalah larutan elektrolit yang dapat terurai dengan sempurna atau hampir sempurna menjadi ion-ion dalam pelarutnya. Larutan elektrolit kuat umumnya menghasilkan larutan dengan daya hantar listrik yang baik. Contoh H2SO4 (asam sulfat), NaCl (natrium klorida), KOH (kalium hidroksida), dan HCl (asam klorida). Larutan elektrolit lemah adalah larutan elektrolit yang hanya terurai sebagian kecil menjadi ion-ion dalam pelarutnya dan menghasilkan larutan dengan daya hantar listrik yang buruk. Contoh CH3COOH (cuka atau asam asetat). Perbedaan antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah ditunjukkan oleh tabel berikut.
No.
Larutan Elektrolit Kuat
Larutan Elektrolit Lemah
1.
α=1
0< α <1
2.
Terionisasi sempurna
Terionisasi sebagian
3.
Daya hantar listriknya baik (kuat)
Daya hantar listriknya kurang baik (lemah)
4.
Jumlah ion banyak
Jumlah ion sedikit
5.
Jika diuji dengan alat penguji elektrolit akan menghasilkan gelembung gas dan lampu menyala dengan terang
Jika diuji dengan alat penguji elektrolit akan menghasilkan gelembung gas tetapi lampu menyala redup atau tidak menyala

No comments:

Post a Comment