Larutan adalah suatu campuran homogen dari dua zat atau lebih. Dalam larutan, terdapat zat yang berjumlah lebih sedikit dan disebut zat terlarut atau solut dan zat yang berjumlah lebih banyak dan disebut pelarut atau
solvent. Berdasarkan
sifat daya hantar listriknya, larutan
dapat dibedakan menjadi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,
sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik.
Sifat daya hantar
listrik zat elektrolit dalam pelarut air dikarenakan elektrolit dapat terurai menjadi
ion-ion. Pergerakan ion-ion tersebut dalam larutan elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik. Pada larutan elektrolit, pembentukan
ion-ion bebas dalam pelarut air terjadi karena gaya tarik menarik antara molekul-molekul
air dengan partikel-partikel zat cukup kuat untuk memutuskan ikatan antarpartikel
zat. Akibatnya, partikel-partikel zat dapat lepas
menjadi ion-ion bebas. Pada larutan nonelektrolit, gaya tarik-menarik antara molekul air dengan partikel zat tidak cukup kuat untuk memutuskan ikatan antarpartikel
zat. Dengan demikian, partikel-partikel zat tidak dapat lepas menjadi ion-ion bebas.
Perbedaan antara
larutan elektrolit dan nonelektrolit ditunjukkan dalam tabel berikut.
No.
|
Larutan Elektrolit
|
Larutan Nonelektrolit
|
1.
|
Mengandung
ion
|
Tidak
mengandung ion
|
2.
|
Dapat
menghantarkan arus listrik (konduktor)
|
Tidak
dapat menghantarkan arus listrik (isolator)
|
3.
|
Mempunyai
kutub (polar)
|
Tidak
mempunyai kutub (nonpolar)
|
4.
|
Jika di uji
dengan alat penguji elektrolit akan menghasilkan gelembung gas dan lampu
menyala dengan terang
|
Jika diuji
dengan alat penguji elektrolit tidak timbul gelembung gas dan lampu tidak
menyala
|
5.
|
Zat terlarutnya
dapat terionisasi
|
Zat terlarutnya
tidak dapat terionisasi
|
6.
|
α=1 atau
0< α <1
|
α =0
|
Contoh larutan elektrolit
yaitu H2SO4 (asam sulfat), NaCl (natrium klorida), KOH (kalium
hidroksida), CH3COOH (cuka atau asam asetat), dan HCl (asam klorida).
Contoh larutan nonelektrolit yaitu NH3 (amonia), CO(NH2)2
(urea), C12H22O11
(sukrosa), C2H5OH (etanol), dan CH3OH (metanol).
Sifat daya
hantar listrik zat yang larut dalam air dapat diketahui dengan dilakukan uji menggunakan
alat uji elektrolit. Jika alat itu dicobakan pada air murni, lampu pada alat uji tidak akan menyala. Hal
ini menunjukkan bahwa air murni tidak menghantarkan arus listrik. Akan tetapi jika
ke dalam air
murni dilarutkan garam dapur (NaCl), larutan
yang terbentuk akan dapat menyalakan lampu
alat uji elektrolit.
Sumber: http://goo.gl/UKDlG
Berdasarkan
kuat lemahnya, larutan elektrolit dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat adalah larutan elektrolit yang dapat terurai dengan sempurna atau hampir sempurna menjadi ion-ion dalam
pelarutnya. Larutan
elektrolit kuat umumnya menghasilkan larutan dengan daya
hantar listrik yang baik. Contoh H2SO4 (asam
sulfat), NaCl (natrium klorida), KOH (kalium hidroksida), dan HCl (asam klorida).
Larutan elektrolit lemah adalah larutan elektrolit yang hanya
terurai sebagian kecil menjadi ion-ion dalam pelarutnya dan menghasilkan
larutan dengan daya hantar listrik yang buruk. Contoh CH3COOH
(cuka atau asam asetat). Perbedaan antara larutan elektrolit kuat dan
elektrolit lemah ditunjukkan oleh tabel berikut.
No.
|
Larutan Elektrolit Kuat
|
Larutan Elektrolit Lemah
|
1.
|
α=1
|
0< α <1
|
2.
|
Terionisasi
sempurna
|
Terionisasi
sebagian
|
3.
|
Daya
hantar listriknya baik (kuat)
|
Daya
hantar listriknya kurang baik (lemah)
|
4.
|
Jumlah ion
banyak
|
Jumlah ion
sedikit
|
5.
|
Jika diuji
dengan alat penguji elektrolit akan menghasilkan gelembung gas dan lampu
menyala dengan terang
|
Jika diuji
dengan alat penguji elektrolit akan menghasilkan gelembung gas tetapi lampu menyala
redup atau tidak menyala
|
No comments:
Post a Comment